Selasa, 23 September 2014

Habiskan Makanan Kita




Jerman adalah sebuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup foya-foya. Ketika saya tiba di Hamburg, saya bersama rekan masuk ke restoran. Kami lihat banyak meja kosong. Ada satu meja dimana sepasang anak muda sedang makan. Hanya ada 2 piring makanan dan 2 kaleng bir di meja mereka. Saya bertanya tanya dalam hati apa hidangan yg begitu sederhana dapat disebut romantis dan apa si gadis akan meninggalkan si pemuda kikir tsb?


Kemudian ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika mkanan dihidangkan, pelayan akan membagi makanan tersebut dan mereka akan menghabiskan tiap butir makanan yg ada di piring mereka. Karena kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan. Saat selesai, tersisa kira-kira sepertiganya yang tidak dapat kami habiskan di meja. Begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang dari meja sebelah berbicara pd kami 
dalam bahasa Inggris, kami paham bahwa mereka tidk senang kami menyia-nyiakan makanan.
"Kami yang bayar kok, bukan urusan kalian berapa banyak makanan yang tersisa," kata rekanku pada para wanita tua tersebut. Wanita itu meradang. Salah satunya segera mengeluarkan handphone dan menelpon seseorang. Sebentar kemudian seorang lelaki berseragam Sekuritas Sosialpun tiba. Setelah mendengar tentang sumber masalah prtengkaran, ia menerbitkan surat denda Euro 50 pada kami. Kami semua terdiam. Petugas tersebut berkata dengan suara yg galak,
 “PESAN HANYA YANG SANGGUP ANDA MAKAN, UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER DAYA ALAM INI MILIK BERSAMA.  ADA BANYAK ORG LAIN DI DUNIA YANG KEKURANGAN. KALIAN TDK PUNYA ALASAN UTK MENYIA-NYIAKAN SUMBER DAYA ALAM TERSEBUT. 

”Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut membuat kami semua malu, KAMI SUNGGUH HARUS MERENUNGKAN HAL INI. Kita ini dari negara yang tidak makmur amat. Untuk selamatkan muka, kita sering pesan banyak dan sering berlebihan saat menjamu org. PELAJARAN INI MENGAJARI KITA UNTUK SERIUS MENGUBAH KEBIASAAN BURUK KITA.

“MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY. ”Jd kawan2, mari mulai mengurangi pemubaziran, krn uang mmg milikmu, tapi sumber daya alam itu milik bersama.
Sumber “Copas dari TimeLine FaceBook”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar