Senin, 09 April 2012

Confidence Booster


Bukan kurangnya kemampuan yang menghambat keberhasilan tetapi kurangnya percaya diri.

Percaya diri merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilakan seseorang. Kurangnya percaya diri seringkali membuat orang kalah sebelum bertanding. Oleh sebab itu, sangatlah penting memupuk rasa percaya diri selain kemampuan lain agar sukses bisa diraih. Berikut beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk memupuk dan memperkuat rasa percaya diri.
1. Syukuri yang ada.
“Lahirnya kita saja adalah suatu prestasi yang ajaib,” ujar Kazuo Murakami Ph. D dalam bukunya The Divine Massage of the DNA. Maka apapun kondisi kita hari sekarang, itu tidak akan pernah menghapus fakta bahwa kita adalah luar biasa. Kita merupakan sebaik-baik makhluk ciptaan Yang Maha Sempurna. Mensyukuri penciptaan kita adalah cara terbaik untuk meningkatkan percaya diri. Lihatlah, tidak ada penciptaan kedua bagi diri kita. Kita hanya satu-satunya, unik, sempurna dan tak ada satupun yang bisa menyamai kita. Meski itu saudara kembar sekalipun.
Mensyukuri diri sendiri sepenuhnya dan apapun yang kita miliki saat ini membuat kita tenang dan menyadari bahwa kita baik adanya adalah sebuah hal yang mahal. Kembangkanlah kemampuan bersyukur, niscaya segalanya menjadi ringan.
2. Kembangkan kemampuan.
“Seseorang yang belum menemukan kemampuan dirinya, akan melihat orang lain selalu lebih baik darinya.”
Penting sekali menemukan dan mengembangkan kemampuan yang kita miliki sekecil apapun itu. Ini sangat berguna untuk membuktikan bahwa kita juga memiliki kelebihan seperti halnya orang lain. Perasaan positif yang ditimbulkan merupakan modal berharga untuk lebih percaya diri dan terus melangkah.
3. Hargai diri sendiri.
“Jika Anda tidak melihat hal baik dalam diri Anda, itu hanya karena Anda telah masuk ke dalam kebiasaan selalu mengkritik diri sendiri,” ujar Janet Bray Attwood dan Chris Attwood dalam bukunya The Passsion Test.
Bagaimana orang lain akan menghargai kita, sementara kita tidak menghargai diri kita sendiri. Tak ada kepuasaan batin, tanpa penerimaan dan penghargaan kepada diri sendiri. Terimalah dan hargailah diri sendiri sehingga kita merasa diri kita berharga.
Kekecewaan yang sulit terampuni adalah kecewa terhadap diri sendiri. Kita berperang dengan musuh yang bercokol dalam diri dan tak mudah mengalahkannya. Untuk itu, mulailah melihat kelebihan maupun kemampuan yang kita miliki. Kebiasaan ini akan menumpuk dan menghasilkan segunung rasa syukur dan penghargaan terhadap diri sendiri yang membuat kita semakin percaya diri.
4. Kembangkan kesuksesan.
“Keberhasilan yang sebenarnya adalah kemampuan menghabiskan waktu sesuai keinginan kita, memenuhi bakat unik kita, menjadi penting bagi orang yang kita anggap penting, dan dicintai. Oleh karena itu, Anda harus jelas tentang apakah arti sukses bagi Anda dan kejarlah, jangan mengikuti definisi sukses yang dibuat oleh dunia, sebuah konsep bekas yang dipercayai semua orang tapi tidak dialami dan dinikmati siapa pun.” ujar Richard Koch, penulis buku Living The 80/20 Way.
Sadarilah, kesuksesan itu bersifat pribadi. Ukuran sukses kita, belum tentu sama dengan tolok ukur kesuksesan yang dimiliki oleh orang lain. Maka, kita harus jelas betul mengenai arti sukses bagi kita. Jika tidak, kita hanya akan mengejar kesuksesan yang kita sendiri tidak paham mengenainya. Akibatnya, yang kita temukan bukanlah kesuksesan yang membuat kita bahagia melainkan kesuksesan yang semu. Indah di mata orang, kosong yang kita rasakan.
Karena sukses itu relatif bagi setiap orang, maka kita bebas memberikan definisinya dan meraih kesuksesan sebisa kita. Kesuksesan tidaklah harus berupa kemenangan besar seperti memenangkan lomba. Melainkan saat kita mampu melakukan kebaikan sesederhana apapun itu, seperti memberi makanan kepada teman, itupun juga kesuksesan. Tidak perlu menunggu kemenangan besar agar kita merasa sukses. Kita bisa mendapatkan sukses-sukses kecil setiap saat.
5. Bersaing dengan diri sendiri.
Bersainglah dengan diri Anda sendiri untuk menjadi yang terbaik, bersaing dengan orang lain hanya akan menurunkan standar Anda, lalu merendahkan diri sendiri.
Setiap orang bertumbuh dengan latar belakang dan cerita hidup yang berbeda-beda. Pengalaman kita dengan orang lain pun berbeda. Tak usah banyak melihat kondisi orang lain, karena bisa jadi kita tidak puas dengan keadaan sendiri. Itu sangat merugikan.
Salah satu penyebab rasa rendah diri adalah kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kecenderungan menilai orang lain lebih baik, lebih beruntung, lebih sukses dan sebagainya membuat kita melihat kekurangan diri sendiri dan melihat kelebihan orang lain. Padahal, yang kita lihat hanyalah permukaan saja. Boleh jadi orang lain pun merasa dan memiliki kekurangannya masing-masing.
Untuk itu, sangatlah penting bagi kita untuk bersaing dengan diri sendiri-bukan dengan orang lain. Kita berupaya meningkatkan pencapaian prestasi yang kita raih dengan pencapaian sebelumnya. Semakin meningkat dari hari ke hari. Itu akan meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasaan batin.
6. Salahkan tindakan, bukan diri secara pribadi.
“Orang yang mengubah kegagalan menjadi kesuksesan menyalahkan apa yang telah mereka lakukan, bukan diri mereka sendiri. Mereka melihat kegagalan sebagai hasil dari kesalahan yang telah mereka lakukan, yang bukan berpusat pada kepribadian mereka… Jika Anda benar-benar menjuluki diri Anda sebagai ‘si gagal’, sangat, sangatlah sulit untuk menarik diri Anda keluar dari lubang manapun”. – Stephen Palmer, Profesor Psikologi dari London’s City University.
Setiap orang bisa salah, bisa keliru, bisa juga ‘gagal’. Itu manusiawi. Kesalahan terbesar adalah bukan pada kesalahan, kekeliruan ataupun ‘kegagalan’, melainkan pada cara menyikapinya yang salah. Ketika salah, keliru ataupun ‘gagal’ haruslah dipandang sebagai tindakan yang belum benar, belum tepat, juga sebagai proses menuju kesempurnaan.
Adalah kesalahan yang fatal ketika seseorang mencap dirinya sebagai ‘orang gagal’ ketika tindakannya belum membuahkan hasil atau mendatangkan kerugian. Padahal semua orang sukses pun berproses dan bertumbuh melalui serangkaian usaha yang tidak sekaligus berhasil. Mereka memiliki kepercayaan diri yang kuat karena melihat kualitas dirinya, bukan kualitas tindakan yang dilakukan.
Pandanglah diri sendiri sebagai pribadi yang utuh, sedangkan usaha yang dilakukan sebagai proses yang harus dilalui. Ingatlah tanpa melakukan apa-apa saja kita ini sudah luar biasa, apalagi berhasil bertindak baik dan benar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar