Saya akan membagikan cerita pada Anda yang amat sangat menarik
Coba Anda bayangkan saja ada seseorang sebut saja bernama Pak Ariel yang menikah pada usia 25 tahun dan pensiun pada usia 55 tahun. Kita andaikan bahwa Pak Ariel memiliki harapan hidup sampai usia 75 tahun.
Pak Ariel memiliki seorang putera bernama Pak Bedu. Dengan asumsi sama, Pak Bedu menikah dan memiliki anak pada usia 25 tahun, pensiun pada usia 55 tahun dan memiliki harapan hidup sampai usia 75 tahun.
Pak Bedu juga memiliki anak bernama Pak Cecep yang kita asumsikan juga sama, menikah dan memiliki anak pada usia 25 tahun, pensiun usia 55 tahun dan memiliki harapan hidup sampai dengan 75 tahun,
Kalau kita perhatikan cerita di atas, bahwa pada saat mereka berusia produktif (sampai 55 tahun) adalah waktu mereka bekerja, dan mereka juga harus menyisihkan uang mereka untuk kehidupan mereka setelah pensiun sampai usia 75 tahun. Jadi ada waktu 20 tahun (75-55) dimana mereka harus tetap mengeluarkan biaya untuk mereka hidup tanpa mereka memiliki penghasilan / bekerja (ambil dari tabungan).
Padahal menurut survey internasional ,orang orang yang berusia 65 tahun adalah sebagai berikut :
54% bergantung pada orang lain (anak, saudara, pemerintah,dll)
36% mati duluan sebelum mencapai 65 tahun
5% harus bekerja untuk bertahan hidup
4% financial indepent (bisa hidup tanpa bekerja)
1% financial freedom (bisa melakukan apapun yang mereka inginkan)
Lalu mau masuk ke kelompok manakah kita di masa mendatang nanti ?
Apakah kita mau terus bergantung pada orang tua/anak/ orang lain ?
Ataukah kita mau menjadi mandiri dan bisa memberikan manfaat ke anak/ orangtua/ orang lain ?
Pilihan tetap pada Anda
Kunjungi Juga :
http://taufansamudera.blogspot.com/2012/04/10-alasan-orang-menolak-asuransi.html
http://taufansamudera.blogspot.com/2012/03/5-hal-yang-mendasari-perlunya-asuransi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar