#13HariNgeblogFF
Natalie duduk ditepi kasur
beralaskan seprai berwarna merah. Di kamar yang tidak berapa besar ia
termenung,pakaian tidurnya yang tipis dan bewarna biru basah oleh keringat,
rambutnya yang sedikit lebih panjang dibawah bahu berantakan, napasnya terdengar
agak memburu.
Dia masih merasakan kenikmatan
setelah berhubungan intim dengan Alfin. Hal yang sudah tidak pernah lagi ia
lakukan semenjak bercerai dengan suaminya tiga tahun silam. Natalie harus
mengakui bahwa dirinya amat menikmati hubungan ini. Hubungan yang baru berusia lima
malam atau bahkan bisa dikatakan hanya
berlangsung sekitar dua jam saja tiap pertemuan. Dan harusnya iapun tidak perlu
menyesali apapun andai saja Alfin bukan adik iparnya sendiri.
Peristiwa ini berawal dari lima yang
lalu pukul dua dini hari. Ia terbangun dan ingin mengambil air minum. Namun ketika dia melewati ruang televise ada
Alfin yang sedang menonton film entah apa, matanyapun terlihat kosong meskipun
menatap kearah layar kaca. Natalie memberikan senyum tipis kepada Alfin yang
dibalas senyum dengan tambahan anggukan ringan.
Natalie memang menyadari bahwa
Nikita adiknya tidak salah memilih suami yang selain tampan juga termasuk
sukses jika dibandingkan dengan pria lain seumuannya. Ia menunda niatnya untuk
mengambil minum dan duduk di sofa yang berlainan dengan tempat Alfin.
Walaupun sebagai ipar tidak dapat
dikatakan akrab, sebagai dua orang yang sudah dewasa mereka tentu tahu caranya
bebasa basi. Namun mereka melupakan hal lain, bahwa dua orang dewasa yang tidak
ada hubungan pernikahan apabila bejumpa dalam keadaan hening, tentulah menjadi
cobaan yang amat besar bagi hawa nafsu mereka.
Pakaian
tidur tipis Natalie yang membuat siapapun laki-laki normal yang melihat pasti
berfantasi liar, dilengkapi dengan tubuh Alfin yang bertelanjang dada, hanya
mengenakan celana pendek untuk tidur membuat mereka lebih terlena dan seolah
sengaja mengalah dengan nafsu mereka sendiri.
Sebenarnya
Alfin bukanlah suami yang akan dengan mudah selingkuh dari istri. Meskipun
sudah empat tahun berumah tangga dengan Nikita dan belum dikaruniai anak, itu
bukanlah alasan bagi dia untuk selingkuh. Hanya saja sudah setahun belakangan
ini hubungan Alfin dan istrinya tidak terlalu hangat. Berawal dari permintaan
Alfin agar Nikita yang berkerja sebagai auditor untuk berhenti bekerja dan
total menjadi ibu rumah tangga agar bisa mengurus suami lebih baik lagi. Namun
Nikita adalah perempuan modern yang merasa bahwa jika hanya menjadi ibu rumah
tangga ia tidak akan memiliki nilai dimata suami. Maka hubungan mereka semakin
lama semakin renggang akan tetapi karena mereka ingin orang luar melihat bahwa
pernikahan mereka baik-baik saja maka Alfin dan Nikita seperti memendam api
dalam hati masing-masing. Dan sudah tiga bulan tidak berhubungan badan.
Tapi
adakah manusia yang dapat menahan nafsu terus menerus ? Nafsu adalah energi
yang tidak bisa dihilangkan, sudah menjadi kodrat kita sebagai manusia. Maka
pertemuan pada pukul dua dini hari dengan Natalie yang mengeakan pakaian tidur menggoda
ditambah fakta bahwa Natalie sendiri adalah janda muda berusia akhir duapuluhan
namun masih menjaga bentuk tubuh dengan baik maka bobolah pertahanan dan
hilanglah logika dari Alfin.
Berawal
dari hanya saling bicara, tubuh mereka lambat laun mulai berdekatan, sentuhan
lembut kedua tangan, dan akhirnya setelah bibir mereka berdua bertautan tidak
ada lagi yang mereka pikirkan. Yang ada hanyalah pemikiran bagaimana cara
mereka mengulangi kenikmatan tersebut di lain waktu. Tanpa perjanjian, hanya
berdasarkan naluri dan keinginan saling memadu kasih meskpun tahu itu tidak
benar, meeka mengulangi pebuatan yang menyakitkan hati Nikita tersebut selama
lima hari berikutnya..
Dan
Natalie yang akhirnya berpikir keadaan tentang dirinya. Tentang suaminya yang
ia ceraikan karena ketahuan berselingkuh dengan rekan bisnisnya. Ia sadar bahwa
dulu ia mamaki perempuan yang meebut suaminya dengan sebutan wanita laknat. Dan
harus menghadapi kenyataan bahwa saat ini ialah wanita laknat bagi adiknya.
Niatnya yang ingin menginap selama satu bulan untuk sekedar mencai suasana baru
tidak boleh ia teruskan. Ia berniat untuk pulang kerumahnya besok pagi juga.
Dia
tidak tahu apakah akan merindukan sentuhan dari Alfin atau sekedar membayangkan
nikamatnya dipeluk oleh lelaki lain. Yang jelas mungkin dia harus mengenyahkan
kebiasaan barunya yang muncul di rumah adiknya. Terbangun pada pukul dua dini
hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar