Kamis, 29 Januari 2015

Pelajaran dari Alliya, Kontestan Master Chef Junior Indonesia 2

Kemaren gw liat ulangan master chef junior 2 di RCTI dari 10 besar ke 8 besar. Dan disana ada yang bikin gw terharu banget. Jadi gini, tantangan pertama membuat makanan penutup dengan bahan dasar duren. Nah siapapun yang menang berhak mendapatkan winner pin. Dan yang menang pada tantangan itu adalah Aliyya, satu kontestan Master Chef Junior termuda dan terpendek daripada kontestan lainnya, mengalahkan Kurt dan Chacha melengkapi tiga terbaik.

Setelah itulah “pelajaran gw” dimulai. Selain mendapatkan winner pin, sebagai pemenang tantangan pertama Aliyya juga berhak memilih pasangan untuk tantangan kedua yaitu membuat cake yang diduplikasi dari persentasi Chef Arnold.  Aliyya memilih sang kakak, Putri sebagai timnya dan memilih 3 pasangan lainnya. Sedangkan satu pasangan sudah lolos lebih dulu karena punya 4 winner pin dari tantangan sebelumnya.

Ternyata pilihan stratego Aliyya memasangkan “yang kuat dan yang lemah” merupakan blunder. Misal Yosua (kuat) dipasangkan dengan Keke (lemah) dan Chacha (kuat) dipasangkan dengan Bima (lemah). Tujuan Aliyya awalnya yang lemah bisa membuat yang kuat kesulitan sehingga tereliminasi gagal total. Justru yang lemah sangat menurut dengan yang kuat dan Aliyya bersama kakaknya Putri malahan seringkali bertengkar dan seperti tidak saling percaya.

Tibalah pengumuman eliminasi, Yosua – Keke dan Chacha – Bima menjadi 2 tim terbaik sehingga menyisakan Audrey – Vinda dan Putri – Aliyya (yang mulai mengeluarkan airmata).  Seperti biasa juri mereview hasil masakan mereka dan menyatakan pendapatnya. Ketika juri  bertanya ke Vina siapakah antara dia dan Audrey yang paling banyak salahnya, Vina menjawab tidak tahu. Dan ketika ditanya ke pasangan Putri dan Aliyya (sudah menangis), Aliya menjawab “saya, karena tidak mendengarkan nasehat kakak” isaknya sedih.

Chef Arnold bertanya pada Aliyya “apakah kamu menyesal telah memilih kakakmu jadi rekan satu tim”

“Menyesal” balas Aliyya pilu.

Chef muda itu bertanya kembali “Jika kamu boleh mengulang, maka siapa yang akan kamu pilih menjadi rekan setimmu?”

Aliyya menjawab dengan suara tertahan “Tetep Kak Putri”, dengan airmata tetap mengalir dipipinya.

JEGEERRR....Gw ga nyangka banget jawabanya gitu, kereeeen banget. Chef Arnold sampe sekilas menutupi mukanya *gatau apa dia terharu kaya gw juga*. Bayangin aja anak kecil yang masih polos meskipun menjawab menyesal bukan karena menyesal memilih kakaknya melainkan menyesal karena memilih kakaknya sehingga kakaknya ikut keluar bersama dia. Dan Putri sebagai kakak juga mengaku menyesal karena ga fokus kerja malah berantem.

Murni banget jawaban ini menandakan rasa yang dan perhatian yang amat besar pada sodaranya, bikin gw seneng masih ada anak kecil yang luar biasa dan sedih juga justru orang dewasa yang kalo menyesal nyalah-nyalahin orang. Seringkan kita denger kalo orang dewasa mengeluh semisal 

Ah diamah....

Tau begini gw ga .....dia deh

Harusnya elo ga gw .... aja tadi

Elo sih gitu, kan jadinya.....

Gw yang termasuk peka mengenai kesetiaan merasa jadi anak-anak yang diajari oleh Aliyya. Ditutup nasehat dari Chef Marinka pada Putri dan Aliyya yang gw tangkep kurang lebih seperti ini “Banyak kompetisi di luar sana tapi keluarga hanya satu”.

Tentu pepatah lama, sekali lagi terbukti kebenarannya, belajalah dari siapapun , kapanpun, dan dimanapun mengenai ilmunya bukan orangnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar