Kemaren gw liat ulangan master
chef junior 2 di RCTI dari 10 besar ke 8 besar. Dan disana ada yang bikin gw
terharu banget. Jadi gini, tantangan pertama membuat makanan penutup dengan
bahan dasar duren. Nah siapapun yang menang berhak mendapatkan winner pin. Dan
yang menang pada tantangan itu adalah Aliyya, satu kontestan Master Chef Junior
termuda dan terpendek daripada kontestan lainnya, mengalahkan Kurt dan Chacha
melengkapi tiga terbaik.
Setelah itulah “pelajaran gw”
dimulai. Selain mendapatkan winner pin, sebagai pemenang tantangan pertama
Aliyya juga berhak memilih pasangan untuk tantangan kedua yaitu membuat cake
yang diduplikasi dari persentasi Chef Arnold.
Aliyya memilih sang kakak, Putri sebagai timnya dan memilih 3 pasangan
lainnya. Sedangkan satu pasangan sudah lolos lebih dulu karena punya 4 winner
pin dari tantangan sebelumnya.
Ternyata pilihan stratego Aliyya
memasangkan “yang kuat dan yang lemah” merupakan blunder. Misal Yosua (kuat)
dipasangkan dengan Keke (lemah) dan Chacha (kuat) dipasangkan dengan Bima
(lemah). Tujuan Aliyya awalnya yang lemah bisa membuat yang kuat kesulitan
sehingga tereliminasi gagal total. Justru yang lemah sangat menurut dengan yang
kuat dan Aliyya bersama kakaknya Putri malahan seringkali bertengkar dan seperti
tidak saling percaya.
Tibalah pengumuman eliminasi,
Yosua – Keke dan Chacha – Bima menjadi 2 tim terbaik sehingga menyisakan Audrey
– Vinda dan Putri – Aliyya (yang mulai mengeluarkan airmata). Seperti biasa juri mereview hasil masakan
mereka dan menyatakan pendapatnya. Ketika juri
bertanya ke Vina siapakah antara dia dan Audrey yang paling banyak
salahnya, Vina menjawab tidak tahu. Dan ketika ditanya ke pasangan Putri dan
Aliyya (sudah menangis), Aliya menjawab “saya, karena tidak mendengarkan nasehat
kakak” isaknya sedih.
Chef Arnold bertanya pada Aliyya “apakah
kamu menyesal telah memilih kakakmu jadi rekan satu tim”
“Menyesal” balas Aliyya pilu.
Chef muda itu bertanya kembali “Jika
kamu boleh mengulang, maka siapa yang akan kamu pilih menjadi rekan setimmu?”
Aliyya menjawab dengan suara
tertahan “Tetep Kak Putri”, dengan airmata tetap mengalir dipipinya.
JEGEERRR....Gw ga nyangka banget jawabanya
gitu, kereeeen banget. Chef Arnold sampe sekilas menutupi mukanya *gatau apa dia
terharu kaya gw juga*. Bayangin aja anak kecil yang masih polos meskipun
menjawab menyesal bukan karena menyesal memilih kakaknya melainkan menyesal
karena memilih kakaknya sehingga kakaknya ikut keluar bersama dia. Dan Putri
sebagai kakak juga mengaku menyesal karena ga fokus kerja malah berantem.
Murni banget jawaban ini menandakan
rasa yang dan perhatian yang amat besar pada sodaranya, bikin gw seneng masih
ada anak kecil yang luar biasa dan sedih juga justru orang dewasa yang kalo
menyesal nyalah-nyalahin orang. Seringkan kita denger kalo orang dewasa
mengeluh semisal
Ah diamah....
Tau begini gw ga .....dia deh
Harusnya elo ga gw .... aja tadi
Elo sih gitu, kan jadinya.....
Gw yang termasuk peka mengenai
kesetiaan merasa jadi anak-anak yang diajari oleh Aliyya. Ditutup nasehat dari
Chef Marinka pada Putri dan Aliyya yang gw tangkep kurang lebih seperti ini “Banyak
kompetisi di luar sana tapi keluarga hanya satu”.
Tentu pepatah lama, sekali lagi
terbukti kebenarannya, belajalah dari siapapun , kapanpun, dan dimanapun
mengenai ilmunya bukan orangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar