Kamis, 11 Desember 2014

Jangan Remehkan Orang Lain


Kita sendirilah yang menentukan tujuan hidup kita. Ayolah kita tulis cerita yang membuat kita bangga dan bahagia, sehingga suatu saat, di suatu tempat, ada seorang anak kecil yang membacanya mengatakan "Aku Ingin Seperti Dia". (Ratu Rania Al-Abdullah dari Yordania)

Perempuan yang menyatakan diri bangkrut, hidup bergantung dari pemberian pemerintah. Seringkali ke cafe kecil hanya memesan secangkir kopi dan duduk berlama-lama mencari inspirasi untuk ditulis dalam bukunya, dia J.K Rowling pengarang buku Harry Potter the series yang menjadi best seller internasional.
Orangtuanya bercerai, sehingga ibunya kesulitan mencari nafkah bahkan menjadi gila. Tinggal di penampungan orang miskin, sempat jadi gelandangan dan berakhir menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dan paling kreatif di era film bisu, dialah Charlie Chapline, Legenda Komedi Dunia.


Berkulit gelap dan berambut keriting, orang tua penambang batu bara miskin yang kemudian bercerai. Mengalami pelecehan seksual saat kecil. Kemudian menjadi termasuk wanita terkaya dan berpengaruh di dunia, yaitu Oprah Winfrey sang Ratu Talkshow.

Usia satu tahun tidak bisa mendegar dan tidak bisa melihat, membuatnya sulit belajar bicara. Berhasil menjadi lulusan universitas buta tuli pertama di dunia. Menguasai bahasa Jerman, Prancis, Latin dan bahasa lainnya, dialah Hellen Keller. Tidak ada yang tidak takjub jika mengetahui kisahnya yang sangat menginspirasi.

Kisah diatas hanyalah sebagian kecil tokoh-tokoh yang luar biasa kehidupannya meskipun saat dulu memiliki masa yang kelam. Seandainya kita menjadi kenalan mereka dimasa lalunya dan sempat menghinanya, tentu perasaan malu yang sangat akan kita rasakan ketika mereka menjadi sukses.

Setiap orang memiliki masa lalu, mereka memiliki sisi kehidupan lain yang tidak kita ketahui, tidak perlulah merasa diri sendiri lebih hebat dari orang lain. Tak perlulah meremehkan orang yang tidak jago bicara, yang tidak mengerti dunia luar, yang nilainya jelek saat ujian, yang fisiknya terbelakang, yang penghasilannya tidak banyak yang keluarganya berantakan dan sebagainya.

Tidak ada seorangpun yang berencana untuk menderita dalam hidupnya. Tugas kita jika diberi kemampuan membantunya sebisanya, jika belum bisa membantunya, seenggaknya gak usah mencibirnya, karena kita tidak tahu bagaimana perasaan kita sebelum kita merasakan hal yang sama dengan mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar